Makalah Istirahat dan Tidur
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur
kehadirat allah SWT yang selalu memberi rahmat yang tidak terhingga kepada
hamba hambanya.
Dalam menyusun makalah ini, kami akan membahas tentang “ kebutuhan dasar
manusia tidur dan istirahat” yang di tulis dengan bahasa yang jelas dan
mempermudah untuk memahami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari kesempurnaan
baik mengenai isi maupun hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan, meskipun
penulistelah berusaha semaksimal mungkin.
Akhir kata, penulis mengucapkan termakasih.
Banyumas, 30 September 2013
penulis
DAFTARTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………….……………………………………1
DAFTAR ISI……………………….…………………………………………. 2
BAB I
:
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………..……………………………..
B.
Tujuan……………………………………………………………..
BAB
II :
PEMBAHASAN
A. Definisi Sehat
Dan Tidur………………………………………….
B. Fisiologi
Tidur……………..……………………………………..
C. Fungsi
Ridur………………………………………………………..
D. Kebutuhan Dan
Pola Tidur Normal……………………………...
E.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur……….……….
F. Gangguan
Tidur………………………………………………….
G. Proses
Keperawatan……………………………………………
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan…………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan yang
baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang
cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah
yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik dan emosi tergantung
pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat
dan tidur yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan
berpartisipasi dalam aktivitas hari-hari
akan menurun, dan meningkatkan
iritabilitas.
Satu teori fungsi tidur
adalah berhubungan dengan penyembuhan (Evans dan French, 1995). Memperoleh
kualitas tidur terbaik adalah penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan
pemulihan individu yang sakit Perawat memperhatikan klien yang seringkali
mengalami gangguan tidur yang ada 'sebelumnya dan klien yang mengalami masalah
tidur karena penyakit atau hospitalsasi.
B. TUJUAN
1. Memahami
konsep istirahat dan tidur
2. Mengetahui
fisiologi tidur
3. Mengrtahui faktor-faktor yang mempengaruhi tidur dan
gangguan tidur.
4. mengaplikasikan
proses keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Istirahat dan Tidur
Priode waktu yang lama
tidak tidur (secara alami terus menerus).
Dalam priode kesadaran (budi sanrosa, 2005-2006)
Tidur merupakan seuatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif atau sering
juga disebut suatu keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan (wolf ,
weitzel & fuerst,1984)
Istirahat tidak berarti tanpa aktivitas, meskipun setiap orang sering
berfikir tentang hal itu seperti duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di
tempat tidur. Ketika orang sedang istirahat mereka berada pada keadaan
aktivitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali bergairah dan siap
untuk menyelesaikan aktivitas (potter & perry,2005)
B.
FISIOLOGI TIDUR
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan.
Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan
mengatur fungsi fisiologis dan respons perilaku.
1. Kondisi Untuk Istirahat yang
cukup
Kenyamanan Fisik
·
Eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi fisik
·
Kontrol sumber nyeri
·
Pertahankan kesejahteraan kesejajaran anatomis yang
tepat atau posisi yang sesuai
·
Kontrol suhu ruangan
·
Pindahkan distraksi lingkungan
·
Sediakan ventilasi yang cukup
2. Bebas Dari Kecemasan
a. Buat
keputusan sendir
b. Berpatisipasi
didalam pelayanan kesehatan pribadi
c. Mempunyai
pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami masalah dan implikasi kesehatan
d. Praktikkan
aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur
e. Mengetahui
bahwa lingkungan aman
3. Tidur Yang Cukup
a. Memperoleh
jumlah lama tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar kembali
b. Ikuti
kebiasaan higene yang baik sebelum tidur
1. Irama Sirkadian
Irama sirkadian mempengaruhi pola
fungsi biologis utama dan fungsi prilaku. Irama sirkadian termasuk siklus
tidur–bangun harian, dipengaruhi oleh cahaya dan suhu serta juga faktor-faktor
eksternal seperti aktivitas sosial dan rutinitas pekerjaan. Beberapa orang
dapat tertidur pada pukul 8 malam, sementara yang lain tidur pada tengah malam.
2.
Pengaturan Tidur
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh
integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang
berhubungan dcngan perubahan dalam sistem saraf periferal, endokrin,
kardovaskular, pcrnapasan dan muskular. Kontrol dan pengaturan tidur tergantung
pada hubungan antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermiten
dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sistem
Aktivasi Retikular (SAR) terdiri dari sel khusus yang
mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori visual,
auditori, nyeri, dan taktil. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin
dari sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan
bagian tengah. Daerah otak juga disebut daerah siakronisasi bulbar.
seseorang tetap terjaga atau tcrtidur tergantung pada keseimbangan impuls yang
diterima dari pusat yang lebih tinggi (misalnya pikiran), reseptor sensori
perifer (misalnya stimulus bunyi atau cahaya) dan sistem limbik.
3.
Tahapan Tidur
EEC, EMG, dan EOG sinyal listrik mcnunjukkan pcrbedaan tingkat aktivitas
yang berbeda dari olak, otot dan mata yang bcrhubungan dcngan tahap tidur yang
bcrbcda (Sleep Research- Society, 1993). Tidur yang normal melibatkan
dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement, NREM)
dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement, REM). Selama
NREM seorang yang tidur mengalami kcmajuan melalui empat tahapan selama siklus
tidur 90 menit. Tidur REM merupakan Case pada akhir tiap siklus tidur 90
mcnit. Konsolidasi mcmori (Karni dkk, 1994) dan pemulihan psikologis terjadi
pada waktu ini. Faktor yang berbeda dapat mcningkatkan atau mcng-ganggu tahapan
siklus tidur yang berbeda.
4.
Siklus Tidur
Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode
sebelum tidur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 mcnit. tetapi
untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tcrtidur, akan berlangsung satu
jam atau Iebih. Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus
tidur penuh dan tiap siklus tidur terdiri 4 tahap.dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM Pola siklus
biasanya berkembang dari tahap 1 menuju ke tahap 4 NREM diikuti kebalikan tahap
4 ke-3, lalu ke-2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya
mencapai tidur REM sckilar 90 mcnit ke siklus tidur.
Dengan tiap-tiap siklus
yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek, dan memperpanjang periode REM. Tidur REM
dapat berakhir sampai 60 mcnit selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang
mengalami kemajuan yang konsisten menuju ke tahap tidur yang biasa.
C.
FUNGSI TIDUR
Tidur
dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologi dan psiologis (Oswaid, 1984, Anch
dkk, 1988). Menurut teori tidur adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk
periode terjaga berikutnya. Dealam tidur NREM, fungsi biologis menurun. tidur
yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung.
Tidur diperlukan untuk memperbaiki
proses biologis secara rutin. Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif.
Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas hari
tersebut.
a.
Mimpi
Mimpi terjadi selama tidur NREM maupun REM, Mimpi REM
dapat berkembang dalam isi sepanjang malam dari mimpi tentang kejadian terbaru
sampai mimpi yang kreatif, dan seorang yang depresi dapat bermimpi tidak
berdaya. Teori lain menyatakan bahwa mimpi menghapus fantasi tertentu atau
memori yang nonesensial.
D. KEBUTUHAN DAN POLA TIDUR NORMAL
Durasi dan kualitas tidur beragam
diantara orang-orang dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup
beristirahat dengan 4 jan tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam.
1. Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar
16 jam sehari. Bayi yang lahir dari ibu tanpa medikasi lahir dalam keadaan
terjaga. Mata terbuka lebar dan mengisap kencang. Setelah sekitar satu jam bayi
baru lahir menjadi diam dan kurang responsif terhadap stimulus internal dan
eksternal. Periode tidur berakhir beberapa menit sampai 2 sampai 4 jam
setelahnya ( Wong, 1995). Kemudian bayi terbangun lagi dan seringkali menjadi
terlalu responsif terhadap stimulus. Stimulus lapar, nyeri, dingin atau yang lain
seringkali menyebankan tangisan. Pada minggu pertama, bayi baru lahir tidur
dengan konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur REM, yang
menstimulasi pusat otak tertinggi. Hal ini dianggap esensial bagi perkembangan
karena neonatus tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi eksternal yang
bermakna. Tabel 42-1 menguraikan perilaku yang terlihat pada bayi baru lahir
selama tidur dan terjaga.
2. Bayi
Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada
usia 3 bulan. Bayi tertidur beberapa kali pada siang hari tetapi biasanya tidur
rata-rata 8 sampai 10 jam pada malam hari. Sekitar 30 % dari waktu tidur
dihabiskan dalam siklus REM. Bangun biasanya terjadi pada pagi hari. Meskipun
tidak umum untuk bayi yang terjaga selama malam hari. jika bangun sela malam
hari rutin, masalahnya pada diet karena lapar sering kali membangunkan anak.
Bayi yang minum ASI biasanya tidur dalam jangka lebih pendek, dengan lebih
sering terbangun, dari pada bayi yang minum susu botol ( wong, 1995). Bayi yang
lebih besar tidur lebih lama dari pada bayi yang lebih kecil karena kapasitas
lambungnya lebih besar. Seorang bayi antara usia 1 bulan dan 1 tahun tidur
rata-rata 14 jam sehari.
3. Todler
Pada usia 2 tahun, anak anak biasanya tidur sepanjang
malam dan tidur siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Tidur
siang dapat hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi todler terbangun pada
malam hari. Persentase tidur REM menurun. Selama periode ini todler tidak ingin
tidur pada malam hari. Ketidak inginan ini dapat berhubungan dengan kebutuhan
untuk otonomi, atau takut perpisahan.
4. Prasekolah
Rata-rata anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam
(sekitar 20% adalah REM). Pada usia 5 tahun, anak prasekolah jarang tidur
siang. Kecuali pada kebudayaan yaitu siesta adalah kebiasaan. Orang tua paling
berhasil untuk membawa tidur dengan membina ritual yang konsisten yang mencakup
aktivitas waktu tenang sebelum waktu tidur. Biasanya para ahli tidak
merekomendasikan seorang anak diperbolehkan tidur dengan orang tua.
5. Anak Usia Sekolah
Jumlah tidur yang diperlukan pada usia sekolah
bersifat individual dikarenakan status aktivitas dan tingkat kesehatan yang
bervariasi. Dan biasanya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia 6 tahun akan
tidur malam rata-rata 11 sampai 12 jam, sementara anak usia 11 tahun tidur
sekitar 9 sampai 10 jam (Wong, 1995).
6. Remaja
Remaja memperoleh sekitar 7½ am untuk tidur setiap
malam ( Carskadon, 1990). Pada saat kebutuhan tidur yang aktual meningkat,
remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang sering kali mengurangi waktu
tidur. Biasanya orang tua tidak lagi terlibat dalam penataan waktu tidur yang
spesifik. Tuntuan sekolah, kegiatan setelah sekolah, dan pekerjaan paruh waktu
menekan waktu yang tersedia untuk tidur. Remaja pergi tidur lebih larut dan
bangun lebih cepat pada waktu sekolah menengah atas. Harapan sosial yang umum
adalah remaja membutuhkan tidur yang sedikit daripad praremaja. Akan tetapi,
data laboraturium menunukan bahwa remaja mempunyai kebutuhan fisiologis untuk tidur
lebih banyak bila dibandingkan dengan praremaja ( Carskadon, 1990).
7. Dewasa Muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6
sampai 8½ jam, tetapi hal ini bervariasi. Dewasa muda jarang sekali tidur
siang. Kurang lebih 20% waktu tidur yang dihabiskan adalah waktu tidur REM,
yang tetap konsisten sepanang hidup.
8. Dewasa Tengah
Selama masa dewa tengah total waktu yang digunakan
untuk tidur malam hari mulai menurun. Jumlah tidur tahap 4 mualai menurun,
suatu penurunan yang berlanjut dengan bertambahnya usia. Gangguan tidur
seringkali mulai didiagnosa diantara orang-orang pada rentang usia ini bahkan
ketika gejala dari ngangguan yang telah ada untuk beberapa tahun, insomnia
terutama lazim terjadi, mungkin disebabkan oleh perubahan dan stres usia
menengah. Gangguan tidur dapat disebabkan oleh kecemasan. Depresi atau penyakit
fisik ringan tertentu. Wanita yang mengalami gejala menopause dapat mengalami
insomnia. Anggota kelompok ini dapat tergantung pada obat tidur.
9. Lansia
Jumlah tidur total tidak berubah sesuai pertambahan
usia. Akan tetapi, kualitas tidur kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan
lansia ( Bliwise, 1993). Episode tidur REM cenderung memendek. Terdapat
penurunan yang progresif pada tahap tidur NREM 3 dan 4, beberapa lansia hampir
tidak memiliki tahap 4, atau tidur yang dalam. Seorang lansia terbangun lebih
sering dimalam hari dan membutuhkan banyak waktu untuk jatuh tertidur.
Keragaman dalam perilaku tidur lansia adalah umum.
Keluhan tentang kesulitan tidur waktu malam seringkali terjadi antara lansaia.
Seringkali akibat keberadaan penyakit kronik yang lain. Perubahan pola tidur
pada lansia disebabkan perubahan SSP yang mempengaruhi pengaturan tidur.
Kerusakan sensorik, umum dengan penuaan, dapat mengurangi sensivitas terhadap
waktu yang mempertahankan irama sirkadian.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
TIDUR
Sejumlah faktor mempengaruhi kuantitas dan kualitas
tidur. Seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur.
Faktor fisiologis, psikologis, lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas
tidur.
1. Penyakit Fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri,
ketidaknyamanan fisik (misal kesulitan bernapas), atau masalah suasana hati.
Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa.
Sebagai contoh meperoleh posisi yang aneh saat tangan atau lengan di mobilisasi
pada traksi dapat menganggu tidur.
Penyakit pernapasan seringkali mempengaruhi tidur.
Klien yang berpenyakit paru kronik seperti emfisema dengan napas pendek dan seringkali
tidak dapat tidur tanpa dua atau tiga bantal untuk meninggikan kepala mereka.
Penyakit jantung koroner sering dikarakteristikan
dengan episode nyeri dada yang tiba-tiba dari denyut jantung yang tidak
teratur.
Hipertensi seringkali menyebabkan terbangun pada pagi
hari dan kelemahan nokturia, atau berkemih pada malam hari, mengganggu tidur
dan siklus tidur. Lansia seringkali mengalami “sindrom kaki tak berdaya” yang
terjadi pada saat sebelum tidur.
Seseorang yang berpenyakit tukak peptik seringkali
terbangun pada tengah malam. Kadar asm lambung mencapai puncak sekitar pukul 1
sampai 3 ( McNeil dkk, 1986) menyebabkan nyeri lambung.
2. Obat-Obatan dan Substansi
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep
atau obat bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486
menulis insomnia dan 281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991). Mengantuk dan
deprivasi tidur adalah efek samping medikasi yang umum. Medikasi yang
diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah daripada keuntungan.
Orang dewasa muda dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk
mengatasi stressor gaya hidupnya.
4. Obat-obatan dan pengaruhnya pada tidur
Hipnotik
·
Mengganggu dengan mendapati tahap tidur yang lebih
dalam
·
Memberikan hanya peningkatan kualitas tidur sementara
(1minggu ).
Diuretik
·
Menyebabkan nokturia
Anti Depresan Dan Stimulan
·
Menekan tidur REM
·
Menurunkan total waktu tidur
Alkohol
·
Mempercepat mulanya waktu tidur
·
Menganggu tidur REM
Kafein
·
Mencegah seseorang tertidur
3. Pola tidur yang biasa
dan mengantuk yang berlebihan pda siang hari (EDS) Pada abad lampau jumlah
tidur yang diperoleh pada malam hari penduduk AS telah menurun lebih dari 20% (
National Commission on Sleep Disorder Research, 1993)., menunjukan bahwa banyak
orang Amerika kehilangan tidur dan mengalami mengantuk yang berlebihan pada
siang hari.
F. GANGGUAN TIDUR
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati,
secar umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan
munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut : insomnia; gerakan atau
sensai abnormal dikala tidur atau ketika terjaga ditengah malam atu rasa
mengantuk yang berlebihan disiang hari ( Naylor dan Aldrich, 1994).
1. Insomnia
Adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami
kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur
singkat atau tidur nonrestoratif ( Zorick, 1994 ).
Seseorang dapat mengalami insomnia transien akibat
strea situasional seperti masalah keluarga, kerja atau sekolah, jet lag,
penyakit atau kehilangan orang yang dicintai.
2. Apnea tidur
Adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran
udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat
tidur.
3. Narkolepsi
Adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun
dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan
gangguan ini.
4. Parasomnia
Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada
anak-anak daripad orang dewasa. Sindrom kematian bayi mendadak dihipotesis
berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang disebabkan oleh
abnormalitas dalam sistem saraf otonom yang dimanifestasikan selama tidur (
Gilis dan Flemons, 1994).
G. ASUHAN KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur adalah suatu
keadaan di mana seseorang mengalami, perubahan jumlah/kualitas pola tidur dan
istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan emosi.
A. PENGKAJIAN.
1. Riwayat
tidur.
a.
kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di
siang dan malam hari.
b.
Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c.
Kebiasaan/pun saat tidur.
d.
Lingkungan
tidur.
e.
Dengan siapa
paien tidur.
f.
Obat yang di
konsumsi sebelum tidur.
g.
Asupan dan
stimulan.
h.
Perasaan
pasien mengenai tidurnya.
i.
Apakah ada
kesulitan tidur.
j.
Apakah ada
perubahan tidur.
2. Gejala
Klinis.
a. Perasaan Lelah.
b. Gelisah.
c. Emosi.
d. Apetis.
e. Adanya kehitaman di daerah
sekitar mata bengkak.
f.
merah dan mata perih
g. Perhatian
tidak fokus.
h. Sakit
kepala.
3. Penyimpangan
Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab
oembahasan di atas, gangguan tidur yang mungkin terjadi adalah :
a.
Insomnia.
b. Somnabulisme.
c.
Enuresis.
d. Narkolepsi.
e.
Nightmare
dan Night Terrors (mimpi buruk).
f.
Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
B.
DIAGNOSA.
Diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat dari gangguan pola istirhat tidur diantaranya yaitu :
1.
Gangguan
pola tidur b/d kerusakan transfer oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan
eliminasi, pengaruh obat, imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi,
lingkungan yang mengganggu.
2.
Cemas b/d
ketidak mampuan untuk tidur, henti nafas saat tidur, (sleep apnea) dan ketidak
mampuan mengawasi prilaku.
3.
Koping
individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4.
Gangguan ukaran
gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5.
Potensial
cedera berhubungan dengan Semnambolisme.
6.
Gangguan
konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.
C.
INTERVENSI.
Ø Tujuan :
Mempertahankan
kebutuhan istirahat dan tidur dalam batas normal.
Ø Rencana
Tindakan :
a.
Lakukan
identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b.
Lakukan
pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c.
Tingkatkan
aktivitas pada siang hari.
d.
Coba untuk
memicu tidur.
e.
Kurangi
potensial cedera selama tidur
f.
Berikan
pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D.
IMPLEMENTASI.
Ø Tindakan
keparawatan pada orang dewasa :
1.
Mengidentifikasi
faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a.
Bila terjadi
pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah
sakit, maka :
1)
Libatkan
pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.
2)
Berikan obat
analgesik sesuai prosedur.
3)
Berikan
linngkungan yang suportif.
4)
Jelaskan dan
berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.
b.
Bila faktor
insomnia, maka :
1)
Anjurkan
pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
2)
Anjurkan
pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
3)
Anjurkan
pasien tidur saat mengantuk.
4)
Anjurkan
pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
5)
Anjurkan
pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.
c.
Bila terjadi
somnabulisme, maka :
1)
Berikan rasa
aman pada diri pasien.
2)
Bekerjasama
dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..
3)
Cegah
timbulnya cidera.
d.
Bila terjadi
enuresa, maka :
1)
Anjurkan
pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
2)
Anjurkan
pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
3)
Bangunkan
pasien pada malam hari untuk buang air kecil.
e.
Bila terjadi
Narkolepsi, maka :
1)
Berikan obat
kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) untuk
mengendalikan narkolepsi.
2.
Mengurangi
distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
a.
Tutup pintu
kamar pasien .
b.
Pasang
kelambu/garden tempat tidur.
c.
Matikan
pesawat telapon.
d.
Bunyikan
musik yang lembut.
e.
Redupkan
atau matikan lampu.
f.
Kurangi
jumlah stimulus.
g.
Tempatkan
pasien dengan kawan sekamar yang cocok.
3.
Meningkatkan
aktivitas pada siang hari.
a.
Buat jadwal
aktivitas yang dapat menolong pasien.
b.
Usahakan
pasien tidak tidur pada siang hari.
4.
Membuat
Pasien untuk memicu tidur.
a.
Anjurkan
pasien mandi sebelum tidur.
b.
Anjurkan
pasien minum susu hangat.
c.
Anjurkan
pasien membaca buku.
d.
Anjurkan
pasien menonton televisi.
e.
Anjurkan
pasien menggosok gigi sebelum tidur.
f.
Anjurkan
pasien embersihkan muka sebelum tidur.
g.
Anjurkan
pasien membersuihkan tempat tidur.
5.
Mengurangi
potensial cedera sebelum tidur.
a.
Gunakan
cahaya lampu malam.
b.
Posisikan
tempat tidur yang rendah.
c.
Letakkan bel
dekat pasien.
d.
Ajarkan
pasien untuk meminta bantuan.
e.
Gantungkan
selang drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien
memekainnya.
6.
Memberi
pendidikan kesehatan dan rujukan.
a.
Ajarkan
rutinitas jadwal tidur di rumah.
b.
Ajarkan
pentingkan latihan reguler ± ½ jam.
c.
Penerangan
tentang efek samping obat hipnotik.
d.
Lakukan
rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
Ø Tindakan
Keperawatan Pada Anak :
1.
Masa
Neonatus dan bayi.
a.
Beri sprei
kering dan tebal untuk menutupi perlak.
b.
Hindarkan
pemberian bantal yang terlalu banyak.
c.
Atur suhu ruangan
menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada siang.
d.
Berikan
cahaya lampu yang lembut.
e.
Yakinkan
bayi merasa nyaman dan kering.
f.
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2.
Masa Anak.
a.
Berikan kebiasaan
waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.
Tempel
jadwal tidur
c.
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.
Dukung
aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
3.
Masa Sebelum
Sekolah.
a.
Berikan
kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
b.
Tempel
jadwal tidur.
c.
Berikan
aktivitas yang tenang sebelum tidur.
d.
Dukung
aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.
e.
Sering
perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
f.
Berikan rasa
aman dan nyaman.
g.
Nyalakan
lampu agak terang.
4.
Masa
Sekolah.
a.
Mengingatkan
waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5.
Masa Remaja.
a.
Usia ini
sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan
diri
6.
Masa Dewasa
(Muda, Paruah Baya, dan Tua).
a.
Bantu
melepaskan ketegangan sebelum tidur.
·
Berikan
hiburan.
·
Kurangi rasa
nyeri.
·
Bersihkan
tempat tidur.
b.
Membuat
lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
·
Berikan
selimut sehingga tidak kedinginan.
·
Anjurkan
pasien latihan relaksasi.
·
Berikan
makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
·
Berikan obat
sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
·
Bantu pasien
mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
E.
EVALUASI.
1.
Klien
menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2.
Klien
melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3.
Klien
melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan
mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4.
Pola tidur
normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
0 Response to " Makalah Istirahat dan Tidur "
Posting Komentar