Makalah Sistem Endokrin
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta, berkat Ridho
Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Sistem
Endokrin”
Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit
kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan
semangat dari orang terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh
karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih untuk semuanya
yang sudah mau membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu
segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan baik.
Semoga
makalah "Sistem Endokrin" ini bermanfaat bagi kita semua.
Sokaraja,
22 September 2013,
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Daftar
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 2
BAB I
PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A.
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
B.
Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . 3
C.
Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
BAB II
PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 4
A.
Pengertian Sistem Endokrin . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . 4
B.
Kelenjar Hipofisis . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
C.
Kelenjar Tiroid . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
D.
Kelenjar Paratiroid . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . 7-8
E.
Kelenjar Pankreas . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 8-9
F.
Kelenjar Adrenal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 9-10
G.
Kelenjar Gonad . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . 10-11
H.
Kelenjar Timus . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
I.
Patofisiologi Umum Gangguan
Sistem Endokrin . . . . . . . . . 11-14
BAB III
PENUTUP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. 15
A.
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . .
15
B.
Saran . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . 15
DAFTAR
PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem
endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi
tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan
dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise
posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan
atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh
sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem
saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
B. Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud dengan Sistem Endokrin ?
b.
Apa saja kelenjar yang terdapat dalam Sistem Endokrin
?
C. Tujuan
a.
Mengetahui pengertian Sistem Endokrin
b.
Mengetahui kelenjar yang terdapat dalam Sistem Endokrin
BAB II
PEMBAHASAN
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mensekresi substansi kimia yang
langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah. Beberapa organ mempunyai fungsi ganda:
organ-organ tersebut menghasilkan hormon dari banyak sel-sel dan substansi lain
dari yang lain (misalnya pankreas, menghasilkan insulin dan glukagon, dua
hormon, dan juga cairan pankreas).Organ endokrin yang terdapat, sebagai berikut
:
-
Kelenjar Hipofisis
-
Kelenjar Tiroid
-
Kelenjar Paratiroid
-
Kelenjar Pankreas
-
Kelenjar Adrenal
-
Kelenjar Gonad
-
Kelenjar Timus
B. Kelenjar
Hipofisis
Kelenjar Hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fossa hipofisis
tulang sfenoid. Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterio dan
posterior, dan bagian di antara kedua lobus ialah pars intermedia. Untuk
memudahkan mempelajari fungsinya maka dipandang dua bagian, yaitu lobus
anterior dan posterior.
1.
Lobus Anterior
Kelenjar
hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
a.
Hormon pertumbuhan (hormon somatotropik) mengendalikan
pertumbuhan tubuh.
b.
Hormon Tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan tiroxin.
c.
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH) mengendalikan
kegiatan kelenjar suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari
kortex kelenjar suprarenal ini.
d.
Hormon Gonadotropik : Hormon perangsang folikel
(follicle-stimulating hormon,FSH), merangsang perkembangan folikel Graaf di
dalam ovarium dan pembentukkan spermatozoa di dalam testis.
e.
Luteinising Hormon (LH) atau
Interstitial-cell-stimulating-hormon (ICSH) mengendalikan sekresi ustrogen dan
progesteron di dalam ovarium dan testoteron di dalam testis.
f.
Hormon ketiga dari hormon gonadotropik ini ialah
luteotrofin atau prolaktin, mengendalikan sekresi air susu, dan mempertahankan
adanya korpus luteum selama hamil.
2.
Lobus Posterior
Lobus posterior, kelenjar hipofisis mengeluarkan
sekret dua jenis hormon: Hormon Anti-diuretik (ADH) mengatur jumlah air yang
melalui ginjal, sedangkan hormon oxitosik merangsang kontraksi uterus sewaktu
melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.
B. Kelenjar
Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak
di sebelah kanan dan kiri trakhea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan
tiroid yang disebut istmus tiroid dan yang melintasi trakea disebelah depannya
a. Struktur
Kelenjar tiroid terdiri atas
sejumlah besar vesikel yang dibatasi oleh epitelium silinder, mendapatkan
persediaan darah berlimpah dan yang disatukan oleh jaringan ikat. Sel itu
mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang
mengandung zat senyawa yodium : zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini
ialah hormon tiroxin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan
kealiran darah, baik langsung ataupun melalui saluran limfe.
b. Fungsi
Sekresi tiroid diatur oleh sebuah
hormon dan lobus anterior kelenjar hipofisis, yaitu oleh hormon tirotropik,
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat bertalian dengan
kegiatan metabolik dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan : bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi, mengatur penggunaan oksigen dan dengan
sendirinya mengatur pengeluaran karbondioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila
kelenjar tiroid kurang mengeluarkan sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan
suatu keadaan yang dikenal sebagai kretinisme, berupa hambatan pertumbuhan
mental dan fisik. Pada orang dewasa, kekurangan sekresi mengakibatkan mixudema :
proses metabolik mundur dan terdapat kecenderungan untuk bertambah berat,
gerakannya lamban, cara berpikir dan bicara lamban dan kulit menjadi tebal dan
kering, rambut rontok, dan menjadi jarang. Suhu badannya di bawah normal, dan
denyut nadi perlahan.
Hipersekresi. Pada pembesaran
kelenjar dan penambahan sekresi yang disebut hipertiroidisma, semua simptomnya
sebaliknya dari mixudema. Kecepatan metabolisme naik dan suhu tubuh dapat lebih
tinggi dari normal.
C. Kelenjar Paratiroid
Disetiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar
paratiroid, di dalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid,
mengatur metabolisme zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam
darah dan tulang.
Hipoparatiroidisma, pada mana terjadi kekurangan kalsium di dalam isi
darah, atau hipokalsemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan
gejala khas kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut
karpopedal spasmus: simptom-simptom ini dapat cepat diringankan dengan
pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over aktifitas kelenjar, biasanya ada sangkut
pautnya dengan pembesaran kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium terganggu,
kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukkan kembali ke dalam serum
darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda khas bahwa
beberapa bagian keropos, yang dikenal sebagai osteitis fibrosa sistika, karena
terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.
D. Kelenjar Pankreas
Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen
bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang
sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. mendapat pasokan darah dari arteri
mensenterika superior dan splenikus.
Pankrea berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin.
Fungsinya sebagai organ endokrin didukung oleh pulau-pulau Langerhans.
Pulau-pulau Langerhans terdiri tiga jenis sel yaitu; sel alpha yang
menghasilkan yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin,
dan sel deltha yang menghasilkan somatostatin namun fungsinya belum jelas
diketahui.
Organ sasaran kedua hormon ini adalah hepar, otot dan
jaringan lemak. Glukagon dan insulin memegang peranan penting dalam metabolisme
karbohidrat, protein dan lemak. Bahkan keseimbangan kadar gula darah sangat
,dipengaruhi oleh kedua hormon ini. Fungsi kedua hormon ini saling bertolak
belakang. Kalau secara umum, insulin menurunkan kadar gula darah sebaliknya untuk
glukagon meningkatkan kadar gula darah. Perangsangan glukagon bila kadar gula
darah rendah, dan asam amino darah meningkat. Efek glukoagon ini juga sama
dengan efek kortisol, GH dan epinefrin.Dalam meningkatkan kadar gula darah,
glukagon merangsang glikogenolisis (pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan
meningkatkan transportasi asam amino dari otot serta meningkatkan
glukoneogenesis (pemecahan glukosa dari yang bukan karbohidrat). Dalam
metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak). Dalam
menurunkan kadar gula darah, insulin sebagai hormon anabolik terutama akan
meningkatkan difusi glukosa melalui membran sel di jaringan.
E.
Kelenjar Adrenal
Terletak di
kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena
letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal
karena menempel pada ginjal.
Kelenjar
adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.
Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks
yang esensial untuk kehidupan.
1.
Korteks adrenal
Korteks
adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat
menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid
yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
2.
Mineralokortikoid
Mineralokortikoid
(pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa
korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini
selanjutnya membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah
jantung.
3.
Glukokortikoid
Glukokortikoid
dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada
manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms
glukosa (glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme
protein; keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan
terhadap stresor.
4.
Hormon seks
Korteks
adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis. Umumnya
adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah
besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh
kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis.
F.
Kelenjar Gonad
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan
tampak jelas pada minggu kelima. Difrensiasi jelas dengan mengukur kadar
testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi.
Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya
sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.
1.
Testis Dua buah testis ada dalam skrotum.
Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan organ
reproduksi. Menghasilkan hormone testosteron dan estradiol dibawah pengaruh LH.
Testosteron diperlukan untuk mempertahankan spermatogenesis sementara FSH
diperlukan untuk memulai dan mempertahankan spermatogenesis.Estrogen mempunyai
efek menurunkan konsentrasi testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap
FSH sementara kadar testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif
terhadap LH.
Fungsi testis sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus
seminiferus.Efek testosteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria. Pada masa pubertas hormon ini akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk
tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital, distribusi rambut tubuh,
pembesaran laring dan penebalan pita suara serta perkembangan sifat agresif.
2.
Ovarium
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron. Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur)
setiap bulannya pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma.
Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder,
menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan
proses laktasi.
Estrogen dibentuk di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus
luteum. Progesteron juga dibentuk di sel lutein korpus luteum.
G. Kelenjar
Timus
Kelenjar timus terletak di dalam
toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakhea. Warnanya kemerah-merahan
dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir sangat kecil dan beratnya
kira-kira 10 gr atau lebih sedikit: ukurannya bertambah dan pada masa remaja
beratnya dari 30-40 gr dan kemudian mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui,
tetapi diperkirakan ada sangkut dengan produksi anti body.
PATOFISIOLOGI UMUM GANGGUAN SISTEM
ENDOKRIN
Untuk memudahkan pengertian kita tentang patofisiologi
pada berbagai kelainan kelenjar endokrin, berikut akan dihantarkan gambaran
sepintas tentang patofisiologi umum gangguan endokrin, mengingat fungsi sistem
endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja hormonal dan adanya
mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu akan mempengaruhi
perjalanan penyakit.
Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh,
pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang
terjadi dapat diakibatkan oleh:
Peradangan atau infeksi
Tumor atau keganasan
Degenerasi
Idiopatik
Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas
terhadap kelenjar endokrin dapat berupa:
Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan
sekresi hormonal
Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.
Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.
Adanya
hubungan timbal balik antara kelenjar hipofise sebagai master of gland dengan
kelenjar targetnya, hipofise terhadap hipotalamus serta jaringan atau organ
sasaran dengan kelenjar target, memungkinkan penyebab dari suatu kasus dapat
lebih dari satu; artinya mungkin saja penyebab ada pada jaringan/organ sasaran,
atau pada kelenjar target, ataupada kelenjar hipofise atau hipotalamus. Oleh
karena itu, untuk tujuan kemudahan dalam penanggulangannya maka dalam setiap
kasus akan di dipaparkan kemungkinan penyebabnya baik yang bersifat primer,
sekunder,atau tertier.
Penyebab
yang bersifat primer bila penyebabnya ada pada kelenjar penghasil hormon itu
sendiri. Bersifat sekunder, bila penyebabnya ada pada kelenjar di atasnya.
Bersifat tertier, bila penyebabnya di luar primer dan sekunder seperti
penggunaan obat-obatan tertentu ataupun kelainan pada organ tubuh tertentu yang
dapat mempengaruhi fungsi kelenjar.Seperti bila terjadi peningkatan ACTH
(hormon hipofise) pada serum yang akan menyebabkan hiperfungsi kelenjar adrenal
sehingga terjadi hipersekresi hormon-hormon adrenal maka penyebabnya disebut
sekunder.Disebut penyebab primer bila penyebapnya ada pada kelenjar adrenal
sendiri. Disebut tertier bila penyebabnya diluar kedua penyebab diatas.
Misalnya, pengunaan obat-obatan yang dapat merangsang ACTH atau merangsang
sekresi hormon adrenal. Untuk pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologi
berbagai kelainan endokrin, ada dua hal utama yang harus dipahami dengan
baik.Efek dari setiap hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin terhadap
jaringan endokrin dan terhadap jaringan atau organ sasarannya.Fungsi
organ/jaringan sasaran dari setiap hormon.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimppulan
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk
hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar
lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya
langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin termasuk: 1. Pulau Langerhans pada
Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise,
tiroid dan paratiroid, serta timus
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan.
Untuk itu, diperlukan kritik dan saran dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Febrica,2011.Makalah Sistem Endokrin. http://febricha-hardanita.blogspot.com/2011/12/makalah-sistem-endokrin.html (Diakses pada tanggal 21 September
2013)
Tribrata
Yulita,2012.Makalah Sistem Kelenjar Endokrin.
http://unsurhidup.blogspot.com/2012/02/makalah-sistem-endokrin.html
(Diakses pada tanggal 23 September 2013)
0 Response to " Makalah Sistem Endokrin "
Posting Komentar